Jika memerlukan bantuan, Anda dapat memanfaatkan layanan ini!
Anda dapat memilih pertanyaan yang sering diajukan (FAQ) dibawah ini. Jika tidak cukup membantu, silahkan pilih opsi chat dengan kami!
Ada yang bisa kami bantu? Silahkan tanyakan dan kami akan coba untuk membantu kendala Anda!
Media Visual Komunikasi Anak, atau disebut MIKA adalah media edukasi dan pembelajaran khusus penanganan Anak Berkebutuhan Khusus, terutama anak dengan Spektrum Autisme dan hendaya komunikasi. Media ini dibuat dalam bentuk aplikasi perangkat lunak berbasis mobile bernama MIKA 1.0 sebagai teknologi terapi dengan dukungan stimulus multi-sensoris berupa visual dan audio, serta dukungan sumber belajar berbasis website bernama MIKA Education yang menjadi strategi efektif dan berdaya guna dalam mendukung pendidikan inklusi di Indonesia.
MIKA 1.0 merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak yang dikembangkan untuk mendukung pembelajaran komunikasi visual baru lebih cepat, lebih komprehensif dan sistematis. Aplikasi ini diharapkan mampu memberikan simulasi lebih baik untuk pembelajaran komunikasi pada Anak Berkebetuhan Khusus, khususnya Autism Spectrum Disorder (ASD). Aplikasi ini telah tersedia secara global dan dapat diunduh melalui Google Playstore dibawah ini.
MIKA 1.0 adalah teknologi pendukung belajar komunikasi visual yang baru, lebih cepat, komprehensif dan sistematis sehingga dapat memberikan stimulasi pembelajaran komunikasi yang lebih baik
karena dikembangkan berdasarkan sistem Aided Language Stimulation (ALS) dan Pragmatic Organisation Dynamic Display (PODD), dan juga bisa dikombinasikan dengan Picture Exchange Communication System (PECS).
MIKA 1.0 dikembangkan dengan Bahasa Indonesia, namun bisa disesuaikan dengan konteks bahasa daerah dengan fitur penambahan kata dan istilah.
Belajar komunikasi yang dibantu MIKA 1.0 akan menghasilkan lebih banyak konsep kata yang dapat dipelajari (sedikitnya ada 2000 kata tersimpan di MIKA 1.0).
Seluruh proses belajar akan disimpan secara real time dan mudah diakses untuk mengevaluasi kemajuan terapi/belajar anak. Anak-anak ASD dan hendaya komunikasi dapat belajar
hingga tingkat kemampuan komunikasi yang lebih tinggi (dari menambah perbendaharaan kata, menyusun kalimat sederhana hingga kompleks, dan mengembangkan dialog).
Selain itu, data yang diperoleh dari aplikasi perangkat lunak ini dapat digunakan untuk penelitian pengembangan intervensi autisme. Keterlibatan dan kontribusi anda akan bermakna dalam pengembangan intervensi pendidikan inklusi di Indonesia.
MIKA 1.0 juga dilaunching di Google play sehingga memudahkan dan memperluas akses di Indonesia. MIKA 1.0 bisa diutamakan digunakan oleh Terapis dan Guru dalam proses terapi, maka dibuka seluasnya akses untuk sekolah dan pusat terapi di Indonesia.
Orang tua juga bisa mendampingi belajar anaknya dengan MIKA 1.0, namun disarankan untuk turut belajar prinsip belajar komunikasi autisme agar bisa mengadministrasi MIKA 1.0 dengan baik.
Pembelajaran komunikasi berbasis visual untuk anak berkebutuhan khusus menggunakan metode Aided Language Stimulation (ALS) dan dukungan suara untuk setiap gambar.
Learning content yang dapat dipersonalisasi dengan fitur Penambahan kategori, gambar, dan suara berdasarkan kebutuhan anak-anak dan konteks lingkungan.
Manajemen performansi dan progress anak sebagai media analitis kemajuan anak serta penambahan opsi ulasan di setiap sesi pembelajaran.
Manajemen profil dan online-synchronization, untuk pengelolaan profil dan sinkronisasi data secara online.
Pendaftaran profile anak Terapis dapat menambahkan biodata anak untuk dapat dilakukan pembelajaran komunikasi dengan aplikasi MIKA 1.0.
Login tiap Terapis Terapis dapat masuk ke aplikasi MIKA 1.0 untuk menggunakan fitur-fitur aplikasi MIKA 1.0.
Pengelolaan profil anak Terapis dapat mengisi dan merubah dan profil kemampuan anak (planning matrix) yang ada di aplikasi MIKA 1.0 sesuai kebutuhan dan perkembangan anak.
Mengadministrasi MIKA 1.0 Terapis dapat memulai terapi/belajar komunikasi sesuai dengan tahap kemampuan anak. Secara umum, proses belajar komunikasi dibagi menjadi empat (4) level:
Anak dihadapkan dengan sekumpulan gambar dan memilih kata-kata yang dipelajari untuk menguasai komunikasi reseptif dan ekspresif. Tujuan fase ini adalah anak menggunakan kata-kata tersebut secara fungsional. Misalkan: belajar memahami dan mengekspresikan kata “makan”, hingga anak mampu menggunakan kata tersebut untuk meminta makan.
Anak dihadapkan dengan sekumpulan gambar dan memilih 2 kata untuk menyusun kalimat sederhana (subyek + predikat). Tujuan fase ini adalah anak menggunakan kalimat sederhana tersebut secara fungsional, baik secara reseptif dan ekspresif.
Anak dihadapkan dengan sekumpulan gambar dan memilih 2 kata untuk menyusun kalimat kompleks (subyek + predikat + obyek + keterangan). Tujuan fase ini adalah anak menggunakan kalimat kompleks tersebut secara fungsional, baik secara reseptif dan ekspresif.
Anak dihadapkan dengan sekumpulan gambar dan menyusun percakapan dengan menggunakan alat bantu visual percakapan (menyusun kalimat tanya dan kalimat respon/komentar). Tujuan fase ini adalah anak mampu berdialog secara fungsional.
Mengevaluasi keberhasilan terapi/belajar Terapis dapat mengevaluasi hasil terapi komunikasi anak selama masa terapi/belajar.
Mengelola dan mengamati perkembangan anak Terapis dapat melihat dan merubah perkembangan anak selama terapi/belajar berlangsung.
MIKA Education merupakan platform belajar online untuk memahami Autisme, karakteristik belajar komunikasi pada individu autistik, strategi asesmen matriks perencanaan, metode intervensi TEACCH, serta administrasi, skoring dan interpretasi MIKA dalam mendampingi belajar komunikasi. MIKA education dibentuk sebagai kelanjutan pengembangan MIKA 1.0 dan menjadi suatu model komprehensif belajar menggunakan teknologi, yang mengkombinasikan aplikasi belajar (MIKA 1.0) dan website sumber belajar (MIKA Education). Aplikasi berbasis website ini sedang dalam tahap pengembangan dan telah memiliki versi Beta yang dapat diakses sekarang juga dibawah ini.
Media ini dikembangkan oleh Forum Peduli Autisme Jawa Timur (FPAJT) berkerjasama dengan Fakultas Psikologi dan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya, UPTD Layanan Disabilitas Kab.Sidoarjo dan SLB Riverkids Malang, serta dukungan pendanaan Konsulat Jenderal Pemerintah Australia.